ncs ifra 2016Ajang pameran franchise bernama International Franchise, License & Business Concept Expo & Conference (IFRA) 2016 telah selesai dilaksanakan. Sebanyak 180 perusahaan dengan 320 merk industri dari dalam dan luar negeri telah ambil bagian memamerkan produknya dari mulai produk kuliner, jasa ekspedisi, perawatan tubuh, minimarket, kesehatan, coffe shop, sampai peralatan rumah tangga.

Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan, Ibu Srie Agustina, hadir pada hari pertama perhelatan IFRA 2016. Ditemani Ketua Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) Bapak Anang Sukandar ditemani perwakilan PT POS Indonesia dan Bank BNI, ajang pameran franchise terbesar di Asia Tenggara ini resmi dibuka.

Bapak Anang Sukandar optimis terhadap pertumbuhan pengusaha franchise di Indonesia. “Kami berharap, ajang IFRA 2016 ini bisa merangsang masyarakat untuk  lebih berani dan terfasilitasi menjadi pengusaha. Mereka akan terfasilitasi bagaimana memulai jalan menjadi seorang pengusaha dengan modal yang ada, dari menjalankan hingga mengembangkan usahanya,” pungkasnya.

Tak kurang dari 5.000 pengunjung berantusias untuk hadir ke gedung JCC, mencari peluang usaha yang paling menguntungkan bagi mereka. Tentunya mereka juga tak ingin membeli kucing dalam karung dengan membeli usaha franchise yang menjanjikan banyak benefit namun profitnya tak seperti yang diharapkan.

PT NCS yang membuka franchise jasa pengiriman, dan telah menginformasikan acara IFRA 2016 sejak jauh hari sebelumnya juga mendapat antusiasme yang cukup tinggi dari para pengunjung yang hadir. sekitar 100 orang tertarik untuk join menjadi agen jasa pengiriman NCS, 20 di antaranya berminat untuk melakukan closing di tempat.

Pada hari kedua, Direktur Utama PT NCS, Ibu Reni Sitawati Siregar membagikan pengalamannya kepada seluruh pengunjung IFRA 2016 tentang bagaimana caranya menjadi seorang entrepreneur. Dikatakan bahwa seorang entrepreneur tidak bisa membangun “istananya” dalam semalam, tetap ada proses yang harus dijalani.

“Ujung dari proses itu adalah seberapa besar nilai yang didapat. Usaha itu jangan biasa-biasa, kalau biasa-biasa gak usah usaha. Produk kita harus selalu menjadi yang pertama, terdepan, dan terunik,” terang Ibu Reni.

Ibu Reni mengungkapkan antara franchisor dengan pembeli franchise harus tumbuh bersama-sama. “Jangan hanya pemilik franchisenya saja yang untung. Bapak-bapak dan ibu-ibu juga harus maju. Itulah yang dinamakan sinergi, antara satu dengan yang lain sama-sama saling kerja keras dan sama-sama mendapat hasilnya,” tutup Ibu Reni.